Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!
Bismillahirrahmanirrahim
Segala
puji hanyalah milik Allah Subhaanahu wa ta'ala, Raja semesta alam. Semoga
Dia senantiasa memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita dalam setiap
pijakan langkah di muka bumiNya. Selanjutnya, semoga salam dan sejahtera
selalu tercurah kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, seorang Nabi
paling akhir, manusia termulia serta kekasihNya yang kehadirannya telah
dihadiahkan bagi dunia yang gelap gulita sebagai satu-satunya
teladan paripurna untuk segenap makhluk yang hidup sesudahnya. Semoga
keselamatan juga tetap terlimpah kepada keluarganya, para sahabat beliau yang
mulia, alim ulama serta seluruh umat yang tak pernah henti dicintainya.
Putriku terkasih,...!!
Memandang
lelapmu dalam dekapan sang ibu selama ini, selalu membuatku yakin bahwa
segalanya akan berjalan baik-baik saja. Menikmati lembut nafasmu di atas
buaian, selalu membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu masa-masa yang indah
itu dengan cepat telah berlalu. Dan usia terus saja mengambil jatahnya.
Hingga ketika hari telah berganti minggu,
dan bulan pun menapak tahun, tiba-tiba baru kusadari bahwa tak lama lagi kau
akan lepas dari sisiku. Karena sudah tiba waktunya kau harus pergi.
Menjemput kehidupan milikmu sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus
kulepaskan menuju kehidupan baru di luar sana. Dunia luar! Adalah sebuah
tempat yang sama sekali tak ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu untuk tetap
bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang bakal terus menghadangmu.
Dengan bumi yang semakin tua serta dipenuhi oleh beragam fasilitas yang
seharusnya bisa lebih memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu
justru membuat realitas kehidupan makin bertambah kacau dan carut
marut. Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara
terang-terangan. Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang dan
sebabnya telah makin menjauhkan manusia dari kehidupan yang ideal.
Percampuran antara pria dan wanita yang melanda setiap jengkal bumi telah
menjadi pemandangan biasa dan wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa pun,
‘kewajaran’ itu mulai menampakkan gejala-gejala yang membahayakan. Ya,
berbagai macam dampak negatif atas budaya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan
perempuan) mulai muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu adalah
yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung maupun tidak. Lalu liputan
dari berbagai media yang cuma berisikan berita-berita memiriskan jiwa.
Semuanya berlomba-lomba untuk menampilkan sisi bengis dan buram
wajah kehidupan. Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar kita
hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun
yang benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku
kembali lagi menatap dunia yang liar itu melalui jendela rumah
kita. Tiba-tiba telah digerakkanNya tanganku untuk menuliskan beberapa
patah kata yang ingin kutitipkan untukmu. Maka hanya kepadamulah wahai
puteri tercinta, kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa restu serta
curahan rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan
pada Allah Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-,
agar selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan
serta ridha-Nya. Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan tak
ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia. Akhirnya, selamat memasuki
masa masa remaja, putriku! Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat
dan waktu.
Semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala membimbing kitasemua.
Surabaya, Agustus 2003
KETIKA
BENIH MULAI TUMBUH
Setetes cinta yang tertawan
Dan benih kasih yang tersipu
Berbalut asa dan doa
Hingga tibalah tiupan ruh
Jadilah,... Maka jadilah kamu!
Putriku terkasih,...!!
Tak ada
yang tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Bahkan ketika kedipan mata
serta hembusan nafas yang keluar dari tubuh fana hilang dihisap oleh alam
sekitar. Kita tak pernah tahu apakah masih ada kesempatan untuk sekali lagi
mengedipkan mata. Bahkan kita tak bisa menjamin pada diri sendiri untuk sekedar
bisa menarik nafas yang sama pada detik berikutnya, kecuali hanya dengan izin
Sang Empunya hidup hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala memberikan iradahNya. Dan
sesungguhnya, takdir jualah yang telah menuntunmu hingga di titik ini. Maka
begitulah yang telah terjadi di saat itu. Masa-masa di mana benih cinta kedua
orang tuamu dipersatukan dalam sebuah ikatan yang sakral. Hingga Allah
Subhaanahu wata'ala pula yang telah menciptakan dan menumbuhkembangkan benih
suci dari buah kasih itu bersama hujan cinta-Nya. Menjaga serta merawatmu dari
detik ke detik dalam pelukan rahim kasih sayang. Lalu waktu pun terus berlalu
sampai tiba sebuah hari saat semua orang di sekeliling berharap-harap cemas saat
menantikan
kehadiranmu. Dan kepadamu, ingin ku sampaikan sebuah firman Allah Subhaanahu wa
ta'ala tentang kehadiran seorang anak sepertimu bagiku:
"Dan
ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (Al-Anfal: 28)
Itulah faktanya! Bahwa kehadiranmu yang sangat membahagiakan itu hakekatnya
adalah benar-benar hanya sebagai ujian dan cobaan semata. Dengan ilmuNya, telah
Dia percayakan engkau dalam asuhan kami. Maka, kau pun harus paham bahwa untuk
mengemban amanah berat itu memerlukan suatu proses serta cara yang tepat. Agar
ketika tiba waktunya nanti untuk mempertanggungjawabkanmu dihadapanNya, aku
akan bisa tersenyum sekaligus
membanggakan dirimu. Selanjutnya, tak ada lagi keinginan lain dalam diriku
kecuali cita-cita untuk membawamu kepada jalan cahaya yang telah disediakanNya.
Hari depanmu yang -bahkan kami
sendiri belum tahu- itu harus
mampu kau lalui dengan baik. Dan khusus untukmu, wahai putriku terkasih,
jadikan segala hal yang telah berlalu itu sebagai kekuatan untuk menyongsong
hari esok milikmu yang jelas belum bisa kami bayangkan.
SEKUNTUM KEMBANG DI PADANG ILALANG
Ilalang yang terhampar
Desau angin dan dengung kumbang-kumbang
Angin zaman memang telah berubah arah
Sampai waktu milikmu akan tiba
Jangan pernah hilang wangimu tersia-sia
Hari ini, waktu telah mengantarmu pada kedewasaan yang begitu
mempesona. Masa berganti rupa dan usia menapak dewasa. Tak terasa, kau telah
tumbuh menjadi seorang gadis remaja. Di depan sana, gerbang dunia luar yang
terbuka lebar-lebar telah siap menyambutmu dengan segenap
kegenitan serta gemerlap yang menggoda. Sungguh, melepaskanmu di tengah
masyarakat yang begitu awam terhadap syariat Islam, selalu membuatku bimbang.
Menyadari bahwa taring-taring tajam kehidupan yang menganga itu selalu siap
menerkammu, memaksaku untuk sekali lagi mengingatkanmu. Tapi kau pun harus
tetap melangkah ke depan. Oleh sebab itu, dengarkanlah pesanku, wahai putri tercinta! Perhatikanlah
segala fenomena di sekelilingmu yang bisa membuatmu kalah oleh kehidupan.
Sudahkah kau menyadarinya?
MEDIA AMORAL
Ketahuilah
Putriku,...!!
Kau
sedang hidup pada sebuah zaman di mana waktu dan tempat yang seolah telah
menjadi sebuah dimensi yang serba mudah diakses. Tak ada yang tak diketahui
oleh siapa pun tentang sesuatu yang sedang terjadi di belahan bumi lain pada
saat bersamaan. Berbagai macam kecanggihan teknologi
telah memungkinkan siapa pun untuk menyampaikan apa yang diinginkannya pada
orang lain. Termasuk fasilitas informasi serta telekomunikasi yang telah
berkembang dengan sedemikian cepatnya. Maka telepon genggam, televisi, radio,
sampai dengan internet telah menjadi sarana yang
umum di dalam menyebarkan informasi sekaligus propaganda. Arus informasi yang
berasal dari segala macam sumber dan kepentingan akan sangat mudah membentuk
kepribadian
serta pola pikirmu bila kau tak memiliki benteng yang kuat. Belum lagi dengan
fenomena kemunculan media-media cetak tak bermoral yang semakin hari semakin
mudah ditemukan di
jalanan. Majalah, surat kabar, tabloid, sampai dengan komik dan novel yang
berjejer manis cuma berisikan cerita-cerita hasutan bagi jiwa serta impian
semu. Dan itu bisa sangat mudah untuk kau dapatkan di setiap tempat. Akhirnya,
kenyataan itu hanya semakin menambah runyamnya wajah
duniamu saat ini. Kau pun juga harus mengerti bahwa masyarakat yang ada di
sekitarmu adalah sekumpulan orang-orang yang ‘sakit’. Masyarakat yang tampak
baik-baik saja itu sebenarnya adalah
sebuah bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan mudah kapan saja, bahkan
oleh tiupan angin yang lembutsekalipun. Ketika tayangan-tayangan televisi serta
film-film barat yang sekuler telah menjadi tontonan wajib sekaligus "trademark" bagi identitas generasi masa kini. Dan
tokoh panutan para remaja adalah para bintang film, artis, serta olah ragawan
yang nota bene merupakan orang-orang yang mungkin belum pernah bisa merasakan
makna hidup yang sejati. Maka perlahan namun pasti, sebuah peradaban telah
bergeser. Nilai-nilai kehidupan, etika religius serta pola pikir yang sehat
sedang terancam keberadaannya untuk kemudian digantikan oleh sebuah tatanan
serta nilai-nilai baru yang –ironis-nya-merupakan "produk gagal" di negara asalnya. Ya, paham-paham sekulerisme, hedonisme, ihilisme,
materialisme serta free sex sesungguhnya merupakan produk sampah
dari sebuah peradaban yang me-ngaku "modern".
Besarnya angka kriminalitas, semakin tingginya tingkat depresi serta keresahan
yang tak tersembuhkan di kalangan masyarakat barat adalah bukti-bukti nyata
sekaligus efek langsung dari penerapan semua paham-paham tersebut. Dan ketika
menyadari bahwa tatanan itu telah gagal, maka mereka justru berlomba-lomba
untuk mencari "pasar" baru bagi ide-ide sampah tersebut agar
laju roda perekonomian serta rencana besar yang sedang mereka susun tetap bisa
berjalan sesuai rencana. Maka, itulah yang sedang kita lihat disekeliling kita
hari ini. Wajah Barat yang ditiru habis-habisan oleh sebagian besar anak muda.
Citra "maju" dan "modern"
sepertinya cukup ampuh untuk menarik para remaja itu. Parahnya, melalui media
yang semakin beragam dan canggih, segala macam kegagalan itu bisa tersaji
secara apik, indah dan sangat menggiurkan bagi pemirsanya. Tentu saja, semuanya
itu memang telah direncanakan secara matang oleh musuh-musuh Allah Subhaanahu
wa ta'ala dalam upaya abadinya merongrong umat Islam dari dalam. Mengenai hal ini,
Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sendiritelah mengingatkan
kita:
"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi dan budaya umatsebelum
kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demisehasta hingga jikalau mereka
masuk ke dalam liang dhab (sejenis biawak), maka kalian akan mengikutinya!!
Kami bertanya, " Wahai Rasulullah! Apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?" Beliau bersabda, "Siapa lagi?!" (HR. al-Bukhari, no 22/298)
Putriku
tercinta,...!!
Jangan
kau sia-siakan waktu-waktu senggangmu dengan nongkrong di depan TV atau
melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan keuntungan duniawi dan akhirat.
Gunakanlah waktumu untuk belajar, memperdalam ilmu agamamu, membaca, menulis
ataupun kegiatan yang bermanfaat lainnya.
EMANSIPASI SALAH KAPRAH
Putriku
tercinta,...!!
Musuh-musuh
Islam itu tak pernah sedetik pun beristirahat untuk memikirkan cara-cara agar
agama Islam serta umatnya semakin terpuruk dari zaman ke zaman. Mereka tidak
pernah menyia-nyiakan kelengahan serta kebodohan yang melanda hampir seluruh
masyarakat Muslim. Secara perlahan namun pasti, mereka dengan licik telah
menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa
mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan serta pengajaran di kalangan
wanita Muslim. Secara halus mereka terus menerus meniupkan angin surga
emansipasi di kalangan kaummu, para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana
besar mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke lembah penindasan
serta menjebloskannya ke dalam jurang kehancuran yang menyesatkan.
Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya diawali dengan tuntutan para
wanita di Eropa akan persamaan gaji serta jam kerja antara kaum wanita dan
lelaki yang sama-sama bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai santer
bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa
itu akhirnya meluas dan merambat pada bidang-bidang lain yang secara
spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu.
Lalu lebih jauh, tuntutan atas persamaan hak tersebut telah bergeser menjadi
tuntutan atas ‘perusakan’ hak
dari kaum lelaki. Misalnya, pada mulanya kaum wanita menuntut hak untuk bebas
memilih pasangan hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun kemudian
hak tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk menyerahkan dirinya kepada siapa
saja yang mereka kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa
saja yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah yang satu ini. Sebab
Allah Subhaanahu wa ta'ala juga telah mengingatkan dalam firmanNya,
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya akan diminta pertanggungjawabannya." (Al-Isra: 36)
Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum di sekelilingmu bila pada malam
hari, masih banyak para wanita yang berkeliaran sendirian atau berkelompok,
mereka sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para buruh dan
pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan pekerjaan laki-laki di setiap
sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan begitu cara memaknai posisi wanita yang
sebenarnya dalam sebuah posisi yang terhormat. Masih ingatkah kau dengan kisah
Khadijah radhiyallahu ‘anha dan kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya termasuk
wanita yang sesungguhnya pantas menyandang gelar sebagai "wanita sukses". Bahkan
dengan keharumannya, sampai saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan pesona
abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati wanita Muslimah. Lalu,
masihkah kau ingin mencari teladan- eladan lain yang jelas-jelas kedudukannya
jauh berada di bawah kedua wanita yang mulia itu? Sungguh, Khadijah radhiyallahu
‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita karier
sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi teladan bagi siapa pun
juga. Ketokohan, kekuatan, kedermawanan, serta keberhasilannya dalam bisnis perdagangan
telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya
dalam mendampingi sang suami yang menjadi seorang pemimpin umat. Sebuah prestasi
tak tertandingi oleh wanita lain di zaman mana pun. Ataukah kau tak ingin
seperti Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus pemberi
teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami tercinta meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan dalam membantu
tugas suami, siaga dan lincah dalam mendukung "program-program" suami yang sekaligus seorang nabi dan
‘presiden’ tanpa pernah
meninggalkan fungsi sejati seorang istri? Keduanya termasuk wanita karir
sejati, wahai putriku! Keduanya termasuk pahlawan dan penegak kehormatan sejati
bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu mampu menempatkan posisi kaum wanita
pada tingkat tertinggi tanpa pernah mengurangi sedikit pun derajat serta kehormatannya.
Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali kau tergoda oleh hembusan
emansipasi yang selalu gencar disampaikan oleh orang-orang di sekitarmu. Karena
sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk menyelamatkan ataupun
membebaskanmu dari "jerat
tali penindasan" melainkan justru
untuk menghancurkan dirimudan agamamu dari dalam.
IKHTILATH TANPA BATAS
Putriku sayang,...!!
Tak
bisa disangkal lagi bahwa saat ini, sulit sekali menemukan tempat yang bebas
dari bercampur baurnya antara dua jenis manusia yang berbeda. Ikhtilath yang terjadi di segenap aspek
kehidupan telah berlangsung pada tingkatan yang sangat sulit untuk diubah. Dari
ruang-ruang sekolah, kampus, perkantoran, pabrik bahkan sampai pada tempat sarana
umum serta transportasi pun tak lepas dari budaya itu. Kondisi masyarakat yang
apatis serta awam terhadap ilmu agama, ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh
budaya western yang tak pernah
selesai membawa 'angin budaya'nya
seakan telah menjadi mode baru yang wajib ditiru. Sekaligus menjadi legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan
tersebut. Di satu sisi, tak dipungkiri pula bahwa masih banyak orang-orang "pintar" di belakang pembuat kebijakan itu yang
memandang bahwa 'kumpul-kumpul' seperti itu merupakan
sarana bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara kedua jenis yang
mana akan mampu menjadi penjernih naluri antara keduanya. Meski sesungguhnya,
sudah sangat jelas terlihat akibat-akibat dari budaya pergaulan bebas itu. Yang
tentu saja bisa dijadikan pelajaran oleh siapa pun juga yang mau sadar dan
mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di luar negeri yang
memaparkan betapa tragis dan mengerikannya kondisi masyarakat yang diakibatkan
oleh pergaulan bebas. Institusi-institusi pendidikan, perkantoran atau-pun yang
lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur bagi terus tumbuh dan
berkembangnya paham yang sangat berbahaya ini. Karena pada kenyataannya, ikhtilath atau percampuran bebas antara dua
jenis ini merupakan unsur paling menentukan untuk terjadinya masalah-masalah seksualitas,
penderitaan psikologis, serta rangsangan naluri. Dan di sisi lain, hal-hal
semacam itu sama sekali belum dan
tidak akan pernah terbukti mampu menjernihkan naluri seperti apologi dari
beberapa orang "pintar" tadi. Kemudian muncullah akibat-akibat
lanjutan dari kondisi yang mengenaskan itu, di tengah-tengah masyarakat yang
bingung. Maraknya realitas kehamilan di luar nikah, aborsi, pemerkosaan, bahkan
sampai dengan kasus-kasus bunuh diri serta pembunuhan yang tidak jarang
dilatarbelakangi oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu. Tatanan
masyarakat yang porak poranda, etika moral yang tercabik-cabik serta rasa malu
yang sudah terangkat benar-benar telah memunculkan kekhawatiran yang dalam akan
masa depan sebuah kehidupan. Padahal, andai saja kaum Muslimin benar-benar
setia dan istiqamah dalam memegang teguh konsep Islam
secara benar dan kaffah, maka
sudah barang tentu pengaruh-pengaruh ideologi itu tidak akan masuk apalagi
sampai merusak ke dalam jiwa, akal dan pikiran mereka. Di sisi lain, kaum
Muslimin semestinya juga harus kukuh dalam menghadapi segala tipu daya kaum non
Muslim yang memang tak akan pernah berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan Allah
Subhaanahu wa ta'ala sendiri telah memberikan
jaminanNya atas kemenangan agamaNya dari tipu daya mereka, dengan syarat bahwa
kaum Muslimin harus tetap istiqamah dalam
menjujung tinggi sikap sabar dan taqwa.
Allah Subhaanahu wa ta'ala
berfirman,
"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun
tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu."(Ali Imran:120)
SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI
Telah puas kau jaga
Mekarnya kuntum nan dinanti
Wangi bertabur sari madu
Pesona bening takkan pernah terganti
Ilalang iri belalang dan kumbang menanti
Putriku tercinta,...!!
Ke mana
pun langkah akan kau bawa, sesungguhnya bumi tempat kau berpijak akan selalu
menjadi saksi bagimu kelak di hari perhitungan. Tatkala godaan dan rayuan dunia
yang semakin hari jelas semakin berat akan kau temui kelak di kemudian hari.
Maka, selalu ingatlah bahwa kau adalah bagian dari komunitas makhluk mulia yang
dicipta-kan untuk menjadi khalifah di
muka bumi. Seorang penghuni alam yang tak layak untuk berbuat kemungkaran di
atas amanah berat yang
terlanjur dipikulkan. Sebuah amanah besar yang bahkan gunung-gunung pun tak
sanggup memikulnya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh."
(Al-Ahzab: 72)
Namun demikian, Allah Subhaanahu wa ta'ala pun tak pernah melepaskan umat
manusia begitu saja tanpa bekal yang memadai. Hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala
menganugerahkan bagi seluruh umat manusia yang ada di dunia ini
kelebihan-kelebihan yang bila mampu digunakan sesuai dengan ketentuanNya, maka
amanah besar itu akan dapat dilaksanakan dengan baik. Sungguh, tak ada keraguan
sedikit pun untuk menyadari bahwa setiap insan itu diciptakan dalam kondisi yang
paling baik. Tanamkanlah dalam jiwamu bahwa kau adalah terlahir sebagai makhluk
yang sempurna. Dengarkanlah jaminan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri
tentang betapa paripurnanya penampilan fisik dari makhluk bernama manusia,
sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa ta'ala,
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Belum lagi dengan anugerah akal yang diberikanNya bagi umat manusia agar mampu
memilah dan memilih kebenaran sekaligus sebagai pembeda antara mereka dengan makhluk
yang lainnya. Maka, Islam sebagai pedomanmu itu pun telah menyeru pada setiap
diri agar selalu mempergunakan pikiran dan akalnya dalam upaya untuk menjadi
makhluk yang paling mulia di sisiNya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata) ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini
dengan sia-sia." (Ali Imran:
191)
Di perjalanan hidupmu yang bakal kau tempuh, akan banyak sekali kau temui
bermacam godaan serta tipu daya setan yang tanpa kenal lelah berusaha untuk
selalu merayumu. Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah sampai
tercapai apa yang mereka inginkan. Dengan kondisi masyarakat yang masih sakit
seperti itu, maka sudah sepantasnyalah kau harus ikut serta dalam upaya-upaya
untuk memperbaikinya. Jadi, seberat apa pun godaan serta rintangan yang akan
kau hadapi kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti, maka sesungguhnya Dia
pun telah memberikan jalan kemudahan dan keselamatan bagi setiap hambaNya.
Melalui para rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan yang menjadi
jalan keluar bagi semua permasalahan yang datang di setiap zaman. Kaidah-kaidah
itulah yang selama ini dikenal sebagai agama. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa ta'ala
menurunkan aturan-aturanNya tersebut sebagai penjaga dan pemelihara manusia
agar terbebas dari jurang kesengsaraan dan kesulitan. Dan justru bukan malah sebaliknya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah,
tetapi sebagai peringatan bagi orang
yang takut (kepada Allah)." (Thaha:
2-3)
Oleh
karena itu wahai putriku kembalilah kepada al-Qur’an dan hadits-hadits
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, pelajarilah, hayatilah, dan kemudian
amalkanlah dengan penuh istiqamah.
HIJAB
Putriku, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa sesungguhnya kau diciptakan
dengan fitrah yang sangat mempesona? Pernahkah kau
sadari betapa keberadaanmu di muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan orang-orang yang
tak mengerti? Maka ingatlah selalu pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam :
"Setelah meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah (ujian) yang lebih
berbahaya bagi kaum lelaki daripada masalah wanita." (HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim,
no.2740, 2741)
Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita sepertimu itu, adalah sebuah
permasalahan yang harus disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan
tentu saja, kondisi ini pun menuntut konsistensi sikapmu agar benar-benar mampu
menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Dengan
penampilan pesona performa fisikmu, serta kecenderungan untuk selalu
memperlihatkan kecantikan pada orang lain, maka sudah selayaknya, kaum
sepertimu memiliki jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang telah diperingatkan itu. Wahai putriku tersayang,
Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan yang hanya
mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu sebagai sarana setan untuk
men-jerumuskan dirimu sendiri atau bahkan orang lain ke dalam neraka Jahanam. Na'udzubillah!
Sebab
bagaimanapun, Tuhanmu sangat menyayangi dan selalu berusaha untuk menjagamu
dari segala keburukan dunia dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dan Dia
pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang kamu tak sanggup
memikulnya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286).
Maka
karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan pada kaummu untuk mengenakan busana
kehormatan (jilbab) yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari
pandangan orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu yang lain dari
perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu peroleh. Sebab dengannya, kalian
akan dapat lebih mudah dikenali sebagai wanita baik-baik, sehingga tidak
diganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)
Putriku shalihah,...!!
Menutup
aurat sebagaimana ketentuan Allah Subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya adalah sama
pentingnya dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa ataupun zakat.
Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai konsekwensi serta sanksi
berat yang telah ditentukan. Perintah Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang
masalah hijab (jilbab) juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang beriman." Maka, sungguh ini menunjukkan pada
siapa pun juga tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi setiap
wanita Mukminah sepertimu. Allah berfirman,
"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kehormatannya, dan janganlah mereka memperlihatkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An-Nur: 31)
Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana sesuai dengan yang
semestinya, maka tak akan pernah lagi ditemui pelecehan-pelecehan atas kaummu,
termasuk kasus-kasus perkosaan yang seringkali terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta memelihara
kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai wanita Mukminah. Syariat Allah Subhaanahu wa
ta'ala itu
benar-benar menginginkan posisi wanita bisa berada pada kedudukan kemanusiaan
yang mulia serta tidak terjerembab sebagai komoditas yang diperjualbelikan
dalam pengertian yang luas. Di mana pada gilirannya nanti akan dapat menunjang
keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang juga mesti kau ingat
adalah bahwa hijab bukanlah sarana untuk memasung segala potensi serta bakatmu.
Sebab kewajiban-kewajiban lain seperti menuntut ilmu, beramar ma’ruf serta
kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan
syar’i masih tetap bisa kau lakukan sepanjang masih memenuhi kriteria serta
hukum-hukum syariat yang ada
SAHABAT
SEJATI DAN LINGKUNGAN PERGAULAN
Setelah
kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak telah kau pasang sebuah
perlindungan awal dan mendasar untuk mulai menapak masuk ke dalam kehidupan
yang semakin rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian di sana. Sebab,
hanya dengan teman serta lingkungan yang baiklah, maka kau akan mampu untuk
mempertahankan nilai-nilai agama yang selama ini telah kau pegang. Janganlah pernah
berhenti mencari sebuah pertemanan tulus serta lingkungan yang baik demi
keselamatan agamamu dan kesucian dirimu. Karena siapa pun tak akan sanggup
bertahan sendirian di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat. Kau akan
tetap membutuhkan seorang teman serta lingkungan yang tepat untuk bisa
memperbaiki kualitas hidup serta imanmu di masa-masa yang akan datang.
Ingatlah, bahwa tidak semua orang bisa kau jadi-kan sahabat atau teman.
Rasulullah n telah mengingatkan kita tentang hal ini melalui lisannya yang
suci:
"Seseorang itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya, maka hendaklah
salah seorang dari kalian memperhatikan dengan siapa ia akan berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833 dan
at-Tirmidzi)
Dan dengarlah wahai putriku! Bahwa sebaik-baik persahabatan itu adalah yang
bisa memberikan manfaat bagimu di bidang agama sekaligus dunia. Bahkan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri mempertegas perlunya sikap
kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
"Janganlah
bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman, dan janganlah makan makananmu,
kecuali orang yang bertakwa." (HR.
Abu Daud, no. 4837, dan at-Tirmidzi, no.2395)
Seorang remaja putri yang baik sepertimu, bukan tak mungkin akan bisa
terpengaruh oleh seorang sahabat yang buruk akhlak dan moralnya. Sungguh,
sahabat seperti itu hanya akan membawamu pada kondisi yang menjerumuskan. Bahkan
tidak mustahil, melalui lingkungan pergaulan semacam itu pada akhirnya akan
memunculkan paradigma-paradigma ‘modern’ yang menyesatkan seperti; istiqamah
itu kuno, jilbab itu hanya tradisi, serta pandangan kampungan, bahwa ‘budaya
maju’ itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj, serta mempertontonkan
kemolekan dan kecantikan tubuh pada siapa saja dengan melepas-kan baju-baju takwa
(hijab). Begitulah! Sehingga tanpa terasa dan dengan perlahan-lahan, kau mulai
tertarik dengan semua argumen manis dan ‘masuk akal’ itu, untuk kemudian tanpa
sadar mulai melaksanakannya sedikit demi sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa
budaya baru itu sebenarnya merupakan rekayasa cermat dan terencana dari
musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala untuk
menyeretmu ke dalam jurang kenistaan. Dan pada akhirnya kelak kau akan
menyesalinya. Namun saat itu penyesalan tidak lagi berguna.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan
itu sebagai teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari
al-Qur'an ketika al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau
menolong manusia. " (Al-Furqan:
28-29).
Sungguh, jangan pernah sekali-kali kamu mencoba untuk berteman dengan seseorang
yang rendah ilmu agama serta akhlaknya kecuali bila kamu berada pada posisi
yang lebih kuat untuk bisa memberinya nasehat serta peringatan. Sebab telah
diwajibkan pada siapa pun untuk mengajarkan
kebaikan serta menghalangi tindak kemungkaran sebatas kemampuan yang ada. Dan
Allah Subhaanahu wa ta'ala telah menjamin mereka –orang-orang yang beramar
ma’ruf nahi mungkar- itu sebagai
golongan dari orang-orang yang beruntung. Allah Subhaanahu wata'ala berfirman,
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada
kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf serta mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali
Imran: 104)
Dan di
dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi mempertimbangkan nilai akhlak
serta masalah syariat sebagai landasannya, maka tidak ada cara lain untuk
menggapai keselamatan itu selain terus berupaya memperkuat pertahanan iman dari
dalam diri sendiri. Inilah faktor yang
paling penting dan sangat menentukan bagi berhasil atau tidaknya perjalananmu
melalui tahapan ini.
SABAR
DAN ISTIQOMAH
Akhirnya, puncak dari segala upaya dan ikhtiar adalah terus bersabar dan
berusaha istiqamah. Aku sangat paham bahwa saat ini di sekelilingmu telah
mengepung segala kemaksiatan yang seringkali tak mampu kau hindari.
Bangku-bangku sekolah dan kampus, fasilitas umum dan sarana transportasi,
bahkan sampai di sudut-sudut ruang perkantoran serta pabrik, telah dipenuhi oleh
budaya percampuran bebas yang telah
berlangsung semenjak lama. Praktek ikhtilath ditengah-tengah masyarakat memang
telah menjadi sebuah kebiasaan yang dipandang wajar. Jelas, akan selalu ada
saat-saat di mana kau merasa sedih dan sendiri. Tapi kau pun tahu, bahkan
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, seorang manusia maksum yang doanya selalu
diterima pun pernah mengalaminya. Sebab, ujian dan cobaan akan selalu membuatmu
lebih matang dan dewasa dalam menjalani kehidupan. Jadi, tetaplah kau bersabar dengannya.
Selanjutnya, jangan pernah berhenti
untuk selalu meminta pertolongan dan jalan keluar yang terbaik, agar bisa
segera keluar dari segala permasalahanmu. Bukankah Allah Subhaanahu wa ta'ala
sendiri yang menyatakan bahwa:
"Mintalah
pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan shalat. Sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:153)
Putriku
terkasih!
Sesungguhnya
takkan dikirimkan oleh Allah Subhaanahu wa ta'ala sebuah beban yang tak mampu
ditanggung oleh hambaNya. Sebab memang hanya Dia jua yang paling mengetahui
kondisi serta kekuatan dari setiap makhlukNya. Tentu saja bahwa setiap amal
yang mengarah pada kebajikan akan selalu menemui ujian. Jadi, ketika sebuah ujian
berat serta musibah tiba-tiba datang di tengah upayamu untuk berbuat baik, maka
cukup maknailah semua itu bahwa Allah Subhaanahu wa ta'ala ternyata masih memperhatikanmu.
Jangan pernah lagi merasa bahwa kau sendirian. Karena ujian seperti itu juga
dialami oleh orang-orang yang telah memiliki kualitas iman yang sangat tinggi sekalipun.
Dan semakin tinggi pohon, maka semakin kencang pula angin yang akan
menghembusnya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan,
‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?" (Al-Ankabut:2)
Akan
banyak rintangan serta ucapan dan pandangan sinis dari masyarakat atas setiap
tindakan kita untuk menuju kebaikan. Seorang Muslimah yang harus rela
meninggalkan sekolah, pekerjaan, atau bahkan keluarganya sendiri hanya karena
keinginan untuk berbusana secara kaffah adalah contoh nyata dari ujian yang
sering kita dengar di keseharian. Maka, ketika ujian yang datang silih berganti
itu terus bergulir seperti tak-kan pernah berhenti dan semakin terasa memerihkan,
janganlah pernah kau merasa putus asa dari rahmat Allah Subhaanahu wa ta'ala.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf : 87)
HIJRAH
Hijrah secara sederhana bermakna pindah. Berpindah dari suatu tempat yang lama
menuju tempat baru. Berpindah dari lingkungan yang buruk kepada lingkungan yang
lebih baik. tau berpindah dari kondisi jahiliyah menuju jiwa yang terang benderang.
Putriku, ketika semua cara telah kau lakukan dan ternyata semua itu masih belum
menunjukkan sebuah hasil yang diharapkan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah memberikan sebuah teladan untuk melakukan prosesi
hijrah.
Putriku
tercinta, ...!!
Berhijrah
dalam kehidupanmu lebih dimaksudkan pada kemampuan serta kemauanmu dalam upaya
untuk memperoleh sebuah iklim yang kondusif bagi pengembangan agamamu. Ketika
seorang Muslimah merasa tak nyaman lagi di dalam lingkungan pekerjaannya, atau
ketika seorang siswi
merasa bahwa lingkungan dan materi pendidikan yang ia terima tidak dapat
memberikan pencerahan yang ia butuhkan. Atau bahkan ketika seorang ibu yang
sangat mengkhawatirkan
keadaan mental anak-anaknya di tengah-tengah memburuknya tatanan masyarakat di
sekitarnya. Maka sabar dan istiqamah kadang masih terasa belum cukup. Begitupun
denganmu! Di saat ikhtilath serta pergaulan bebas semakin merajalela di setiap
sudut, sedangkan di satu sisi, kau tak mampu untuk melakukan sebuah perubahan, maka
jalan yang paling baik untukmu di saat itu adalah dengan
melakukan hijrah. Sedangkan Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri akan memberikan
rahmatNya kepada orang-orang yang mau bersungguh-sungguh berjuang di jalanNya
dengan keberanian
yang kuat dan disertai kebijaksanaan demi untuk mendapatkan keridhaanNya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan orang-orang yang hijrah serta berjuang di jalan Allah, mereka itu mengharapkan
rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Al-Baqarah:
218)
Wahai putriku,…!!
Ada
banyak kisah pertaubatan serta pencerahan yang terjadi pada para muallaf (orang yang baru masuk Islam) di mana
salah satu proses yang harus mereka laku-kan adalah melaksanakan hijrah. Dengan
hijrah bukan berarti kita melarikan diri dari masalah. Namun mencoba untuk menyusun
kekuatan dan akan kembali bila saatnya telah tiba. Dalam lingkup yang
sederhana, hijrah bisa diartikan dengan mencoba untuk mengubah sikap, perilaku,
kebiasaan serta cara berpikir yang sebelumnya cenderung bebas tanpa landasan
hukum Allah Subhaanahu wa ta'ala berubah menjadi
lebih bijak dan syar’i. Bila sebelumnya engkau telah mengenakan busana jilbab
namun masih saja menampakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh, maka sudah
waktunya untuk memperbaiki kualitas berbusana itu dengan lebih menyempurnakannya.
Bila sebelumnya kita hanya tertarik
dengan buku-buku, majalah, atau media lain yang tidak memberikan manfaat bagi
kekayaan batin, maka sudah waktunya pula untuk membuka wawasan dan cakrawala dengan
mulai mengkonsumsi bacaan-bacaan yang bisa meningkatkan kualitas iman dan
Islam. Selanjutnya perlu kiranya untuk lebih menyuburkan lahan jiwamu dengan
mulai membiasakan diri untuk membaca, memahami (tadabbur) dan mendengar-kan
alunan bacaan al-Qur’an yang bisa memberikan ketenteraman serta
kenya-manan jiwa. Demikian pula mendengarkan dan menyimak kaset, VCD dan DVD
bernuansa Islam. Sebab peranan media audio akan terasa sangat efektif untuk mengkondisikan
hati agar selalu berada pada posisi yang ‘sehat’. Maka hal-hal seperti itu akan
bisa menjadi sebuah alternatif untuk memenuhi kebutuhan terse-but. Pada masa sekarang
ini sudah banyak bermunculan kaset-kaset dan VCD Islami, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar negeri. Namun demikian kita tetap harus selektif di
dalam memilihnya.
DAN KUMBANG
TERPILIH MENYUNTINGMU
Cahaya
cinta yang diberkati
Dibalut
karunia dan ridha Ilahi
Inilah
hari yang dinanti
Ketika
madu suci temukan kumbang sejati
Menjaga
dan memiliki wangimu dengan namaNya
Tibalah
waktu yang ditunggu-tunggu itu!
Wahai putriku terkasih, telah datang seorang pemuda berhati jernih ke
hadapanku. Matanya yang jujur dan lisannya yang santun telah memikatku untuk
bertanya padanya. "Apa yang
kau inginkan dari putriku, wahai pemuda?". Dan ketika dijawabnya bahwa ia
inginkan engkau sebagai pendamping hidupnya untuk bersama-sama mengabdi
padaNya, aku bisa tersenyum lega. Dan saat disampaikannya asa untuk memiliki para
generasi rabbani serta pejuang-pejuang mungil yang
akan lahir dari rahim sucimu, aku telah menangis bahagia di dalam hati. Sungguh,
setelah perjuangan beratmu untuk tetap bertahan di tengah padang yang penuh
dengan ilalang liar telah usai, maka sudah waktunya seekor kumbang yang terpilih
datang untuk menyuntingmu. Dengan pesona wangimu yang suci, serta keanggunan
dan kehormatanmu yang terus kau jaga tanpa cela, telah menempatkan sosokmu pada
posisi wanita yang layak untuk dipilih. Namun satu hal yang perlu kau ingat
adalah, bahwa setelah mekarnya kuntum milikmu itu, maka perjuangan belumlah
usai. Pernikahan adalah sebuah titik balik di mana medan perjuangan sudah berubah.
Kau bukan seorang gadis lagi. Tanggung jawab, atensi serta wilayah perjuanganmu
telah bertambah, kau harus mulai memikirkan keluargamu, anak-anakmu, serta suami.
Maka, pesanku padamu, tetaplah kau jaga semerbak wangi yang telah kau jaga
selama ini. Akhirnya, semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala
senantiasa merahmati dan memberkahi pernikahanmu, keluargamu serta seluruh
keturunanmu kelak di kemudian hari, sehingga pada waktunya nanti mereka juga
akan tetap mampu menjalani kehidupan di waktu dan jamannya masing-masing sesuai
dengan jalan Allah Subhaanahu wa ta'ala yang telah ditentukan. Amin ya rabbal alamiin.
Alhamdulillahi
rabbil ‘alamiin
SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI
Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
Penulis
Haikal Hira Habibillah